Efektivitas Baby Spa Terhadap Frekuensi Menyusu Dan Berat Badan Bayi Usia 3–6 Bulan
Abstract
Pendahuluan: Baby SPA merupakan perawatan kesehatan menggunakan air dan perawatan lain yaitu baby gym, berenang, dan pijat bayi. Tujuan penelitian untuk menganalisis efektivitas baby SPA terhadap frekuensi menyusu dan berat badan bayi usia 3– 6 bulan. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian pre test and post test with control group, jumlah responden 50 bayi usia 3–6 bulan, terdiri atas 25 responden kelompok perlakuan dan 25 responden kelompok kontrol. Penelitian diuji secara statistik dengan Uji Saphiro Wilk, uji F, dan t-test. Hasil penelitian menunjukkan perubahan rerata frekuensi menyusu pada kelompok baby SPA sebelum perlakuan 9,64 kali/hari dan setelah perlakuan 11 kali/hari, sedangkan pada kelompok pijat bayi sebelum perlakuan 9,64 kali/hari dan setelah perlakuan 10,64 kali/hari. Selisih rerata frekuensi menyusu pada kelompok baby SPA 1,36 kali/hari, sedangkan kelompok pijat bayi 1 kali/hari (p=0,25). Perubahan rerata berat badan bayi pada kelompok baby SPA sebelum perlakuan 6.568 gram dan setelah perlakuan 7.322 gram, sedangkan pada kelompok pijat bayi sebelum perlakuan 6.260 gram dan setelah perlakuan 6.900 gram. Selisih rerata berat badan bayi kelompok baby SPA 754 gram, sedangkan kelompok pijat bayi 640 gram (p=0,00). Kesimpulan terdapat perbedaan rerata kenaikan frekuensi menyusu sebelum dengan sesudah perlakuan, dan tidak terdapat perbedaan selisih mean frekuensi menyusu antara kelompok baby SPA dan pijat bayi. Rerata berat badan bayi bertambah antara kelompok baby SPA dengan pijat bayi dan terdapat perbedaan selisih mean berat badan antara kelompok baby SPA dan pijat bayi. Kenaikan berat badan bayi pada kelompok baby SPA lebih besar dibanding dengan kelompok pijat bayi. Saran bagi bidan sebaiknya menerapkan baby SPA sebagai salah satu asuhan holistik.
References
2. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Peta Jalan Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia [Internet]. Kementerian PPN/Bappenas. 2017. Available from: https://sdgs.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2021/02/Roadmap_Bahasa-Indonesia_File-Upload.pdf
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2016. In 2017. Available from: https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-2016.pdf
4. Peraturan Pemerintah (PP) tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif [Internet]. 2012. Available from: https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/5245/pp-no-33-tahun-2012
5. Colin WB, Scott JA. Breastfeeding: reasons for starting, reasons for stopping and problems along the way. Breastfeed Rev [Internet]. 2002 Jul;10(2):13–9. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/12227559/
6. Fikawati S, Syafiq A. Status Gizi Ibu dan Persepsi Ketidakcukupan Air Susu Ibu Maternal Nutritional Status and Breast Milk Insufficiency Perception. J Kesehat Masy Nas. 2011;6(6):249–54.
7. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2014 [Internet]. Vol. 1227. 2014. 496 p. Available from: website: http://www.kemkes.go.id
8. Depkes RI. Pedoman pelaksanaan stimuasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak di tingkat pelayanan kesehatan dasar. Jakarta; 2007.
9. Moersintowarti. Buku ajar I tumbuh kembang anak dan remaja. Jakarta: CV Sagung Seto; 2008.
10. Rahayu S, Suherni T , Runjati. Pengaruh Baby SPA Terhadap Kenaikan Berat Badan dan Perkembangan Bayi Umur 3–6 Bulan. LINK. 2015;11(2):989.
11. Kementerian Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan No. 08 Tahun 2014. Peratur Menteri Kesehat No 08 Tahun 2014 [Internet]. 2014;(564):1–73. Available from: https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/117302/permenkes-no-8-tahun-2014
12. Fikawati S, Syafiq A, Karima K. Gizi ibu dan bayi. Jakarta: Rajawali Pers; 2016.
13. Kementerian Kesehatan RI. Pelayanan kesehatan neonatal esensial: pedoman teknis kesehatan dasar. Jakarta: Kemenkes RI; 2011.
14. Wulandari SR, Handayani S. Asuhan kebidanan ibu masa nifas. Yogyakarta: Gosyen Publishing; 2011.
15. Narendra M, Titi S, Soetjiningsih. Buku ajar I tumbuh kembang anak dan remaja. Jakarta: CV Sagung Seto; 2008
16. Ummi Kalsum. Peningkatan berat badan bayi melalui pemijatan. J Keperawatan Indonesia. 2014;17(1):25–9.
17. Irva TS, Hasanah O, Woferst R. Pengaruh terapi pijat terhadap peningkatanberat badan bayi. Jompsik. 2014;1(2):1–9.
18. Rohmah S, Astuti I, Rosyeni Y. Efektifitas baby Spaterhadap lama tidur bayi usia 3–4bulan di BPM Bidan SitiFatimah Kota Cimahi tahun2016. J IBI Jabar. 2016;2(2):74–80.
19. Heny Kristanto. The effect of the touche therapy on the anthropometry for infants in working area service of the public health center pesantren I Kediri. J Ilmu Kes. 2016;5(1):122–7.
20. Armini, Ni Wayan. Asuhan kebidanan: neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah. Yogyakarta: Andi Offset; 2017.
21. Dieter JN, Field T, Hernandez-Reif M, Emory EK, Redzepi M. Stable preterm infants gain more weight and sleep less after five days of massage therapy. J Pediatr Psychol. 2003;28(6): 403–11.